Menggapai Mimpi

The future belongs to those who believe in the beauty of their dreams
Masa depan adalah milik mereka yang percaya pada keindahan mimpi-mimpi mereka.

– Eleanor Roosevelt –

Menggapai Mimpi

Suatu sore di kampus, aku bincang-bincang dengan seorang teman, dia bertanya “ Mil, kalau udah lulus lu mau ngapain?” “Saya jawab “Pengen sih bisnis”. “Bisnis apa?” Tanyanya kembali “Belum tau, lihat nanti deh.. tapi kayaknya seru ya dan bisa ngebantu orang-orang disekitar kita”. Ya, saat ini menjadi pengusaha merupakan impian yang indah dengan segala idealismenya.

Aku benar-benar menikmati masa-masa menjadi mahasiswa, selain kuliah aku ikut berbagai aktivitas organisasi kemahasiswaan dan sosial kemasyarakatan. Tak lupa mencari tambahan uang jajan dengan berjualan pulsa, donat, menjadi pengawas ujian serta asisten dosen.

Namun ternyata idealisme itu tidak sejalan dengan kenyataan, setelah lulus kuliah itu seakan semua sirna. Seperti kebanyakan teman-teman lain, membuat cv yang baik dilengkapi dengan segala kemampuan baik akademik maupun non akademik menjadi senjata yang ampuh untuk melamar kerja.

Aku pernah bekerja di perusahaan asing dan terakhir di salah satu Bank BUMN dengan gaji yang cukup lumayan, bonus yang baik serta prospek masa depan menjadi pimpinan perusahaan karena ketika seleksi masuk melalui level Management Trainee.

Menjadi karyawan membuat aku lebih disiplin dan kerja keras. Disiplin terhadap waktu kerja (khususnya kedatangan pagi hari) dan kerja keras supaya target terpenuhi.  Target yang dibebankan tidak sedikit, sehingga lembur hingga larut malam merupakan hal yang lumrah. Waktu itu pukul 05.30 aku sudah berangkat kerja untuk mengejar bis paling pertama dan sering pulang sampai rumah pukul 23.00 atau menggunakan bis paling akhir. Transportasi yang digunakan yaitu bis Transjakarta (Busway), untungnya waktu itu belum operasi 24 jam, kalau kayak sekarang bisa ga pulang-pulang deh.

Sering ketika perjalanan pulang di bis Transjakarta (sebelum ketiduran hehe..) sambil memandangi jalanan Jakarta yang masih macet, aku merenung
“Keluar rumah matahari belum terbit, pulang ke rumah matahari sudah tiada”
“Pergi anak belum bangun, pulang ke rumah anak-anak sudah tidur”
“Kerja keras yang untuk perusahaan, lha aku dapat gaji tho, ya paling-paling naik jabatan. Syukur bisa pindah ke perusahaan lain dengan gaji dan fasilitas lain yang lebih baik”
“Apa iya sampai tua mau begini terus? Yang dipikirkan hanya kerjaan kerjaan dan kerjaan, keluarga nomor sekian, apalagi care untuk lingkungan sekitar”
“Ya, aku harus berubah, tidak mau seperti ini sepanjang hidupku”

Mulailah aku mengontak kawan-kawan lama yang sudah lebih duluan berbisnis, dari salah satu kawan itu membawa aku bergabung ke salah satu komunitas penjual online. Dengan bergabung ke komunitas itu, banyak sekali informasi  yang didapatkan, dari mulai mencari produk yang cocok, mencari supplier, membuat sistem organisasi, metode marketing secara online dan lain sebagainya.

Butuh waktu hingga 1 tahun sampai saatnya untuk mengundurkan diri dengan alasan ingin memulai usaha. Waktu menyampaikan surat itu, bosku sampai secara khusus mengajakku berdiskusi tentang keputusanku itu, beberapa teman bilang aku “Gila”, tapi tidak sedikit juga yang angkat jempol. Ya memang, kebanyakan teman-teman yang mengundurkan diri beralasan untuk pindah ke tempat lain dengan gaji dan fasilitas yang lebih baik, tapi aku mengundurkan diri untuk memulai usaha, yang bahkan saat itu usahanya belum dimulai!!

Memulai kehidupan baru, mulai membangun usaha benar-benar dari nol. Aku mengambil benang merah berdasarkan sharing-sharing yang sering disampaikan anggota komunitas penjual online itu yaitu:

Yang pertama bisnis online akan terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi, penetrasi penggunaan internet serta bonus demografi masyarakat Indonesia.

Yang kedua ambillah target pembeli wanita, karena wanita merupakan decision maker keuangan keluarga,karena wanita lebih menggunakan perasaan daripada logika kalau melihat barang bagus. (Pengalaman pribadi juga sih, lemari di rumah barangku Cuma seperempatnya, sisanya barang istri semua hehe)

Dan memang betul, memulai usaha itu berdarah-darah, tidak mudah untuk mendapatkan barang yang sesuai, supplier yang menyediakan barang yang kita inginkan, membuat sistem organisasi, bagaimana melakukan marketing secara online dan seterusnya. Semuanya trial dan error ada beberapa yang bisa berkembang, namun banyak yang gagal juga.

Pernah suatu ketika sudah mulai berkembang, salah satu channel marketing yang menyumbang penjualan terbanyak ketika itu tiba-tiba ditempa masalah eksternal (pelemahan kondisi ekonomi regional) dan internal. Penjualan langsung anjlok, apalagi channel penjualan lain masih sangat sedikit kontribusinya. Apabila sebelumnya masih ada untung, pasca kejadian itu menjadi defisit, bahkan beberapa bulan sempat nombok utamanya untuk membayar operasional. Waktu itu aku sudah dibantu 2 orang karyawan, sempat terpikir untuk merumahkan mereka, namun kok rasanya tidak tega.

Aku bisa bangkit!
Aku harus bangkit!

Langkah yang diambil adalah mengganti produk yang dijual dengan produk yang pada saat itu belum banyak toko online yang menjual produk serupa. Aku masuk ke produk tersebut dengan membawa variasi yang cukup banyak dengan variasi harga dari yang murah hingga yang medium.

Langkah lain yaitu mengoptimalkan penjualan melalui marketplace, salah satunya adalah Tokopedia. Tokopedia memiliki fitur-fitur yang dapat digunakan oleh seller untuk dapat mempromosikan produknya, fitur promosi paling basic adalah promosi produk tiap satu jam hingga berlangganan Gold Merchant yang didalamnya terdapat fitur untuk dapat beriklan sepanjang waktu.

Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan.

Setelah melakukan kedua langkah itu, tokoku semakin berkembang, karena mulai kewalahan aku mulai menambah karyawan hingga saat ini dibantu oleh 5 orang karyawan tetap serta 2 orang karyawan tidak tetap. Sistem organisasi sudah jauh lebih baik, kalau dahulu semua dikerjakan sendiri seperti Superman, sekarang sudah mulai dapat didelegasikan sehingga bisa lebih fokus kepada pengembangan usaha.

Sungguh bahagia bisa melihat usaha berkembang, tidak hanya aku yang bahagia, tetap juga karyawan, supplier, agen expedisi dan lingkungan sekitar. Selain itu sekarang ini aku sudah bisa mengantar dan menjemput sekolah anak-anak, memperbaiki kualitas ibadah dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar hal yang dulu mustahil dilakukan ketika masih bekerja.

Rasanya sekarang sedikit demi sedikit aku sudah bisa memeluk mimpi yang pernah cita-citakan, semoga masih diberi kekuatan dan kesempatan untuk meraih mimpi-mimpi lain yang lebih besar

Jakarta, 07 April 2017

Kamil

#SellerStory #RajutMimpimu #DimulaiDariTokopedia